Sudah beberapa bulan terakhir ini saya menyatakan ‘perang’ dengan tikus di rumah. Dimana saya indikasikan ada satu tikus tersisa ada di rumah saya. Walaupun di awal-awalnya saya belum melihat penampakan tikus secara langsung, tapi saya bisa melihat dari keonaran yang di perbuat oleh tikus ini. Keonaran yang terjadi itu adalah bolongnya karung beras, bolongnya bungkus roti, bocornya plastikminyak, bahkan sisa obat tablet pun di hajar oleh tikus ini. Dari hari ke hari semakin gemas melihat keonaran yang di timbulkan oleh prilaku tikus ini.
Berbagai usaha pun saya lakukan, pertama perangkap tikus yang terbuat dari besi pun saya siapkan di malam hari menjelang saya tidur. Berharap esok pagi saat bangun sudah melihat tikus itu terperangkap. Di hari pertama itu, perangkap tikus ada tanda2 bekerja dimana perangkap berhasil menutup, tapi ternyata tidak ada tikus di dalamnya. Ternyata tikus ini berhasil lolos dari perangkap yang sudah ku pasang. “Sialan hari ini gue gagal lagi” gumamku mengiringi kekesalan yang mendalam. Lagi-lagi Tikus itu bisa mengelabuhi gue..Uhh..!.
Esoknya saya ulangi lagi sampai kurang lebih 5 kali dengan umpan dan tempat perangkap selalu berganti. Hasilnya pun NIHIL. Membuat andrenalin saya bangkit untuk menaklukan si Tikus ini. Berapapun biayanya…serem ya, kayak di sinetron-sinetron.
Bahkan saya pun pernah menggunakan bantuan cctv di rumah untuk memonitor pergerakan tikus. Alhasil dua minggu lalu, saat sampai rumah sore hari tak sengaja saya melihat tikus di dekat dapur di lantai satu dan reflek saya langsung mengejar tikus itu dengan alat seadanya seperti sapu. Berharap bisa langsung menggebug tiksu itu. Apa yang terjadi, tikus itu dengan sangat cekatan lari ke lantai dua melalui tangga. Walau kecil, kecepatan tikus ini melebihi kecepatan saya lari dan mengejar. Lagi-lagi….saya gagal malam itu. Saya di kerjain oleh Tikus sialan itu…huhhh…lagi-lagi sangat kesal malam itu. Berarti ini kegagalan ke-6 setelah 5 kali ngak berhasil memasang umpan perangkap saya.
Setelah proses pemasangan perangkap dan pengejaran tikus tidak berhasil….saya pun berpikir keras kira-kira strategi apa yang jitu untuk menangkap satu tikus itu. Setelah merenung beberapa hari, akhirnya saya menemukan cara ketiga sebagai strategi pamungkas perburuan tikus di rumah. Yaitu, di buatkan jebakan lem tikus. Yesss…saya yakin strategi ini akan sukses besar.
Saya pun minta istri untuk beli lem tikus di warung deket rumah, dan pertaruhan strategi inilah di mulai. Malam itu sepulang dari kantor, tanggal 28 Juni, saya siapkan karton bekas kardos dan dilumurin dengan lem tikus secara melingkar. Jadi seperti jaring laba-laba.
Sebagai daya Tarik, saya taruh naget ayam di tengah-tengah lem tersebut. Malam itu saya begitu yakin, malam ini misi saya akan sukses berat. Lantas saya pun naik tangga ke lantai dua untuk bergegas tidur karena saat itu jam sudah menunjukkan jam 11 malam. Setelah werwudlu dan berdo’a saya pun terlelap tidur.
Alhamdulillah tak terasa, suara adzan subuh lambat-lambat terdengar menghampiri telingga saya. Dengan berat hati dan rasa kantuk yang luar biasa saya bangun mengambil air wudlu di lantai 2. Lantas menuju lantai satu untuk bergegas ke mushola Attaqwa dekat rumah.
Nah, saking penasarannya sesampainya di lantai satu saya langsung cek apakah strategi yang sudah saya terapkan semalam jitu ngak. Walau optimis, tapi saya masih trauma dengan kecerdasan si Tikus itu mengelabuhi saya. Berhasil, ngak, berhasil, ngak berhasil ngak…..pikirku berkecamuk.
Alhamdulillah, pagi ini berasa berbeda dan sungguh membahagiakan bagi saya, karena saya melihat tikus itu terperangkap dalam jebakkan lem tikus yang saya pasang. Si Tikus yang selama ini membuat saya snewen dan stress berhasil di taklukkan dengan sukses.
Setelah lolos berkali-kali dari kejaran saya, akhirnya saya memenagkan pertempuran dengan si Tikus…haha …kayak di film-film Toms n Jerry saja.
Setelah berganti-ganti strategi, akhirnya strategi ketiga saya membuahkan hasil. Sungguh bahagia sekali saya pagi ini, berangkat pagi ke kantor dengan semangat kemenangan dan keberhasilan. Bahagianya bagaikan dapat bonus tahunan #berharap…hehe.
Poin-poin pembelajaran dari cerita di atas adalah:
#Ternyata bahagia itu mudah, nangkep tikus saja sudah happy berat
#Belajarlah dari si Tikus yang selalu puny acara untuk lolos dari barrier, dan tikus tidak mengulangi kesalahan sebelumnya
#Selalulah mencari opportunities di sekitar kita, Tikus selalu aktif mencari sumber-sumber makanan yang ada. Dari roti dalam kalem, minyak, naget, beras bahkan obat tablet saya pun di colong juga.
#Tikus itu banyak akal walau tidak sekolah, masak kita kalah dengan tikus? Malu dong ahh..hehe
#Tikus itu punya daya survival yang tinggi, jika di buru si Tikus bisa sprint, melompat dan memanjat melewati kabel listrik yang kecil. Bahkan tikus bisa berdiam diri lama tak bergerak untuk mengecoh si pengejar. Saya salah satu contoh nya sempet jadi korban si Tikus.
#Siapkan strategi, review kembali dan terapkan strategi baru lagi. Lihatkah bagaimana proses saya melakukan perburuan tikus dengan 4 kali perubahan strategi; dari strategi dengan perangkap dari kawat, pengejaran dengan sapu, dengan cctv dan akhirnya dengan lem tikus.
#Persistent dan sabar dalam mengapai goal.
Walaupun kesel di awal perburuan dengan tikus, tapi akhirnya saya senang dengan proses perburuan ini karena saya bisa menangkap tikus nya (GOAL) dan bisa banyak belajar terkait dengan STRATEGI, PERSISTENT dan kesabaran.
Ternyata tikus pun banyak memberikan pelajaran berharga buat saya hari ini.
#stategy #learning #persistent #tikus
28.7.2017