Hari Minggu tanggal 11 Oktober, setelah check-in pesawat tujuan Kuala Lumpur ada seseorang yang memanggil saya. “Hi Martoyo, mau kemana?” katanya, setelah saya menenggok arah suara itu, betapa terkejutnya aku ternyata dia adalah temen satu asrama di UI Depok dulu dan sekaligus temen main futsal setiap sore di parkiran Asrama UI. Namun, sekarang nama temenku ini sudah melambung sebagai penulis novel best seller dengan nama penanya adalah Tere Liye (TL). Tak nyangka ternyata dipertemukan setelah sekian tahun tidak ketemu, alhamdulillah dipertemukan di Bandara Soetta, karena memang TL tinggal di Bandung.
Karena pesawat berangkat masih 2 jam lagi, maka kamipun ngobrol ngalur ngidul dan tentunya saya tertarik dengan pengalaman TL ini yang sangat poduktif untuk menulis novel. Kira-kira saya Tanya resepnya jadi penulis novel laris ini seperti apa, “apakah perlu menepi di tempat sepi atau sambil semedi untuk dapatin ide?” tanyaku ke TL. Saya Tanya seperti ini karena kebetulan TL setelah pindah ke Bandung kok jadi smakin produktif, mungkin disana bisa menenangkan diri, pikirku saat itu. Ternyata asumsiku salah, TL tidak perlu menyepi untuk mendapatkan ide dan menulis. Justru sering menulis di tengah-tengah travelling dan kesibukan lainnya. Dan tentunya ada 3 tips yang TL sampaikan untuk menulis, yaitu:
- Jadikan menulis menjadi kegiatan yang menyenangkan dan hobby
- Jadikan kejadian sehari-hari yang kita alami dan disekitar kita menjadi ide-ide dalam menulis.
- Just DO IT Now..!
“Jika kamu melakukan ketiga hal di atas dengan konsisten, maka kamupun bisa menjadi penulis laris dan terkenal sepertiku”, kata TL.
Selamat mencoba, tuliskan hal-hal yang paling mudah dari pengalaman yang kita rasakan dan kejadian sehari-hari yang kita amati. Dan bersiaplah Anda menjadi penulis handal dalam waktu yang tidak lama lagi.
Salam pembelajar, karena saya pun juga baru belajar untuk mempraktikan tips di atas, yaitu menuliskan kejadian yagn barus saja saya alami.
Hotel Hyatt KL-disela-sela HR Leadership meeting.
