Siang itu kira-kira jam 14, tiba-tiba datang seorang staf ke ruanganku. Sekilas wajahnya terlihat lesu, letih dan kurang bergairah, sepertinya ada beban berat yang sedang dia pikul. Bagaikan membawa beban seberat gunung. “Tumben kamu main ke sini, ada apa?”, tanyaku penasaran. Karena memang staf ini sangat jarang main ke ruangan langsung dikarenakan beda department denganku.
Dia pun bercerita mengenai permasalahan yang sedang dihadapi, yaitu terkait dengan masalah keuangan keluarga yang dikarenakan terlilit hutang. “Kok bisa? kan gaji kamu sudah lumayan juga, minimal cukup untuk kebutuhan sehari-hari?”, tanyaku kaget.
“Saya terlilit hutang leasing dan minggu lalu mobil saya di tarik oleh pihak leasing minggu lalu karena telat bayar cicilan selama 4 Bulan. Tidak hanya itu,saya pun terlilit hutang dari aplikasi online yang menumpuk. Akhirnya, minggu lalu saya di datangi debt collector dan menarik mobil leasing yang sudah saya cicil selama satu tahun ini.” dengan suara sendu dia melanjutkan ceritanya. “Saya pun terlilit hutang lebih dari 15 aplikasi online untuk menutupi cicilan mobil saya di tahun pertama”
“Whatt…? How come..?” reaksiku spontan. Semakin aku menanyakan lebih detail, semakin tambah binggung dan hanya bisa geleng-geleng kepala saja. “Kok berani berhutang cicilan leasing mobil dengan besaran cicilan per Bulan sekitar 40% dari gaji bulanan, padahal dia masih punya tanggungan keluarga dan dua anak yang masih kecil-kecil”, gumamku dalam hati.
Sambil menghela nafas dalam-dalam, untuk meredakan kekagetan saya atas cerita yang cukup shocking tesebut. Saya pun mencoba memberikan masukkan beberapa langkah solusi yang masih memungkinkan dilakukan. Dengan syarat si Staf tadi mau menjalankan juga.
Contoh kasus di atas mungkin tidak sendirian, masih banyak saya mendengar cerita serupa orang yang terlilit hutang. Mengapa sih mereka sampai mengalami terlilit hutang? apakah gajinya kecil sehingga tidak cukup untuk hidup sehari-hari? Berdasarkan pengamatan saya, teman-teman yang mengalami kesulitan keuangan ini sebenarnya bukan karena gaji nya kecil. Tapi penyebab utamanya adalah besar pasak daripada tiang. Pengeluaran yang jauh lebih besar dari pendapatan atau dengan kata lain negative cashflow. Lha, jika gaji cukup mengapa banyak orang mengalami negative cashflow? hal ini dikarenakan tidak bisa membedakan NEED (kebutuhan) dan WANT (keinginan). NEED adalah suatu kebutuhan sehari-hari yang memang kita butuhkan untuk menopang dan membantu aktifitas kita sehari-hari. Sedangkan, WANT adalah keinginan manusia atas sesuatu yang belum tentu kita butuhkan, WANT cenderung mengikuti ego dan life style. Padahal WANT itu tidak terbatas, sedangkan NEED itu sifatnya terbatas.
Biasanya permasalah negative cashflow muncul karena seseorang cenderung mengutamakan ‘want’ dari pada ‘need’. Mereka lebih suka terlihat gaul, mengikuti tren dan life style walau tak punya uang yang cukup. Istilah nya ‘gak papa tekor yang penting keshohor”..hehe.
Kembali ke kasus temen saya di atas, permasalahannya muncul di saat dia ambil leasing mobil dengan cicilan bulanan mencapai sekitar 40% dari porsi gaji bulanan saat ini. Jumlah prosentase yang sangat besar. Jika di teliti lebih seksama, sepertinya dia tidak membutuhkan mobil ke kantor, cukup motor saja pergi ke kantor. Dan selama ini pun pulang-pergi pakai motor, Jadi dalam kontek ini mobil yang di beli via leasing itu belum menjadi NEED, hanya sekedar WANT. Mobil ini sifatnya masih “nice to have’ saja.”
Jika teman saya itu paham dan mampu membedakan ‘need’ dan ‘want’, insyallah tidak akan terlilit hutang lagi. Belanjakan uang untuk kebutuhan sehari-hari yang benar-benar di butuhkan. Belanja yang DIPERLUKAN (need), bukan yang DIINGINKAN (want).
Tips sederhana agar keuangan keluarga kita sehat, maka selalu tanyakan ke diri kita sesaat sebelum belanja sesuatu apakah ini benar-benar NEED??. Jika hanya bersifat WANT maka tunda dulu belanjanya.
Ingat, sebesar apapun gaji kita tidak akan cukup untuk membiayai gaya hidup kita (WANT) dan sekecil apapun gaji kita akan cukup untuk membiayai kebutuhan hidup kita (NEED).
Selamat mencoba dan salam bebas hutang konsumtif.
Depok, 30-08-2018